KUKAR — Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, memasang target ambisius di sektor pariwisata tahun 2025: menjaring 2 juta kunjungan wisatawan dalam satu tahun. Target ini merupakan bagian dari upaya serius pemerintah daerah untuk menjadikan pariwisata sebagai salah satu pilar utama pembangunan ekonomi.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kukar, Awang Ivan Ahmad, target ini bukan sekadar angka, melainkan hasil perencanaan matang yang menggabungkan berbagai strategi promosi, penguatan produk wisata, dan pemberdayaan masyarakat.
“Kita harus membangun narasi dan pengalaman yang membuat wisatawan ingin datang dan kembali. Destinasi, promosi, event, hingga pelayanan semua harus saling terhubung,” ungkap Ivan, Jumat (28/3/2025).
Salah satu motor penggerak utama adalah pengembangan event-event unggulan. Festival ikonik seperti Kukar Land, Erau, dan Festival Mahakam akan dikemas ulang agar lebih atraktif, interaktif, dan menjadi ajang pemberdayaan bagi seniman lokal dan pelaku UMKM.
“Kami ingin event-event ini tidak hanya disaksikan, tetapi diikuti. Wisatawan bisa terlibat langsung, menikmati kuliner khas, membeli produk lokal, bahkan membuat konten dari pengalaman mereka,” jelas Ivan.
Di sisi promosi, Pemkab Kukar akan memaksimalkan kekuatan digital. Kampanye media sosial, kerja sama dengan platform pariwisata nasional, serta pelibatan influencer dan content creator akan menjadi ujung tombak untuk menjangkau pasar wisatawan dari luar daerah, bahkan luar negeri.
“Kita akan gencar tampilkan Kukar di mata publik, baik lewat visual udara, kisah-kisah wisatawan, hingga testimoni dari tokoh publik. Ini penting untuk membangun citra positif,” katanya.
Selain itu, peningkatan kualitas destinasi juga menjadi prioritas. Sejumlah objek wisata seperti Pulau Kumala, Bukit Bengkirai, Pantai Panrita Lopi, dan Museum Mulawarman terus dibenahi, agar bisa memberikan kesan nyaman dan aman bagi pengunjung.
Paralel dengan itu, pendekatan berbasis komunitas terus didorong. Desa-desa wisata, kelompok seni, dan pelaku usaha kecil diarahkan untuk menciptakan pengalaman wisata yang autentik—mulai dari homestay berstandar, makanan khas, hingga atraksi tradisional.
“Pengalaman itu kunci. Wisatawan ingin melihat budaya asli, berinteraksi dengan warga, dan mencicipi kehidupan lokal yang belum tentu mereka temukan di tempat lain,” ujar Ivan.
Dengan menggabungkan kekuatan cerita, promosi digital, agenda tahunan, dan keterlibatan masyarakat, Pemkab Kukar yakin 2025 akan menjadi tahun lonjakan besar bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif daerah.(Adv)