KUKAR – Bagi Anda yang tengah mencari tempat untuk menenangkan pikiran sekaligus menantang fisik, Bukit Batu Dinding di Kelurahan Bukit Merdeka, Kecamatan Samboja Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), bisa menjadi pilihan ideal.
Destinasi alam tersembunyi yang terletak di balik lebatnya hutan ini menyuguhkan panorama pegunungan batu kapur yang eksotis serta udara sejuk yang menenangkan.
Terletak sekitar dua jam perjalanan dari Kota Balikpapan atau Tenggarong, Bukit Batu Dinding menawarkan pengalaman wisata petualangan sekaligus kontemplatif, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan perkotaan.
Untuk mencapai puncaknya, wisatawan harus melalui jalur pendakian ringan yang membelah hutan, melewati pepohonan tinggi, jalan setapak alami, dan sesekali mendaki bebatuan.
Sekretaris Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Bukit Merdeka, Didi Suwandi, menjelaskan bahwa tempat ini sering menjadi destinasi favorit para pencinta alam, komunitas camping, hingga fotografer lanskap karena keindahan alaminya.
“Bukit Batu Dinding selalu menawarkan keindahan, dan membuat siapa pun yang ke sini ingin kembali lagi. Apalagi karena tempat ini harus dijangkau dengan berjalan kaki menyusuri hutan, sensasi petualangannya itu sangat terasa,” ujar Suwandi, Selasa (22/4/2025).
Selain menyuguhkan panorama dari ketinggian, kawasan Bukit Batu Dinding juga tengah dikembangkan sebagai lokasi agrowisata.
Di sepanjang jalur menuju bukit, terdapat perkebunan buah naga dan nanas milik warga yang dikelola bersama Pokdarwis. Pada musim panen, wisatawan diperbolehkan memetik langsung buah dari kebun dan menikmatinya di tempat.
“Kalau sedang panen raya, pengunjung bisa mampir ke kebun dan langsung mencicipi buah segar. Ini yang membuat Bukit Batu Dinding bukan hanya wisata petualangan, tapi juga wisata edukatif dan kuliner,” jelasnya.
Jumlah kunjungan wisatawan per bulan berkisar antara 50 hingga 100 orang, dengan lonjakan pengunjung biasanya terjadi saat akhir pekan atau musim liburan.
Mayoritas pengunjung berasal dari komunitas pecinta alam yang menggelar kegiatan seperti camping, hiking, atau sekadar mencari ketenangan di alam terbuka.
Namun demikian, pengelolaan wisata Bukit Batu Dinding masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama terkait fasilitas pendukung. Saat ini, belum tersedia layanan penyewaan peralatan camping seperti tenda atau matras.
Penerangan di sepanjang jalur dan lokasi perkemahan juga masih terbatas, menyulitkan aktivitas pada malam hari. Untuk mengatasi kendala ini, Pokdarwis telah mengajukan proposal bantuan ke Dinas Pariwisata Kukar.
Proposal tersebut mencakup penyediaan peralatan camping, pemasangan penerangan di jalur wisata, pembangunan toilet umum, serta pengembangan area parkir yang lebih layak.
Meski dengan segala keterbatasan, antusiasme masyarakat tetap tinggi. Tarif masuk kawasan wisata ini pun tergolong terjangkau, yakni antara Rp10.000 hingga Rp15.000, ditambah biaya parkir sebesar Rp5.000.
Pada akhir pekan, sejumlah UMKM lokal turut meramaikan kawasan dengan membuka stand yang menjual makanan ringan, kopi, dan hasil kebun musiman.
“Stand UMKM hanya buka saat weekend, jadi memang kami atur agar tetap kondusif. Semoga ke depannya bisa buka setiap hari kalau pengunjung makin ramai,” imbuh Suwandi.
Dengan keindahan alam yang masih terjaga, potensi agrowisata yang menjanjikan, serta dukungan dari masyarakat setempat, Bukit Batu Dinding perlahan menjelma menjadi permata wisata alam di Samboja Barat. (Adv)