Muara Kaman, Titik Awal Peradaban Hindu Nusantara yang Kini Jadi Destinasi Religi Bersejarah

Potret Prasasti Lesong Batu Muara Kaman. Sumber: mediameratus.com

KUKAR – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menyimpan jejak penting dalam sejarah agama Hindu di Indonesia. Di Desa Brubus, Kecamatan Muara Kaman, terdapat situs religi yang menjadi kiblat ziarah umat Hindu dan dikenal sebagai lokasi peninggalan kerajaan Hindu tertua di Nusantara, yakni Kerajaan Kutai Martadipura.

Salah satu objek utama yang menjadi daya tarik wisata religi ini adalah Prasasti Lesong Batu, sebuah batu besar yang terletak di atas bukit dan diyakini sebagai tempat suci yang disakralkan sebagai tempat bersemayam Dewa Brahma. Keberadaan batu ini telah menarik perhatian umat Hindu dari berbagai daerah, khususnya Bali, yang rutin melakukan ziarah dan ritual doa di lokasi tersebut.

Baca Juga  Dishub Kukar Fokus pada Penerangan Jalan untuk Meningkatkan Keamanan di Jongkang

“Prasasti ini sering dijadikan tempat ‘naik haji’-nya umat Hindu, terutama dari Bali. Mereka datang untuk bersembahyang dan mengenang leluhur spiritual mereka di sini,” ungkap Arianto, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Sabtu (5/4/2025).

Sebagai bagian dari pelestarian warisan sejarah dan keagamaan, Pemkab Kukar bersama Dispar tengah merancang program rehabilitasi dan pengembangan kawasan ini. Rencana ini juga mendapat sambutan dari sejumlah investor, termasuk pihak swasta dari Bali yang tertarik menjalin kerja sama sesuai dengan nilai-nilai keagamaan Hindu.

“Kami telah mengadakan beberapa kali pertemuan teknis untuk menyusun masterplan kawasan. Semuanya dirancang dengan tetap menjaga nilai historis dan keasliannya,” tambah Arianto.

Baca Juga  Disperindag Kukar Dukung Penghapusan Kuota Ekspor: Peluang Emas untuk UMKM Nonmigas

Ia berharap, situs ini bisa menjadi destinasi spiritual yang mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

“Kami ingin menjadikan tempat ini sebagai destinasi unggulan yang tak hanya memperkuat identitas sejarah daerah, tapi juga mendukung peningkatan pendapatan daerah dan kesejahteraan warga sekitar,” jelasnya.

Secara historis, Muara Kaman merupakan wilayah penting dalam narasi sejarah Indonesia. Di sinilah ditemukan prasasti Yupa yang berasal dari abad ke-4 Masehi—artefak tertua yang mencatat keberadaan Raja Mulawarman, cucu dari Aswawarman dan cicit dari Kundungga, pendiri dinasti Kutai Martadipura.

Prasasti-prasasti ini menggambarkan pelaksanaan upacara keagamaan megah yang melibatkan para brahmana dan sesaji, menunjukkan tingginya nilai spiritual di kerajaan tersebut. Lokasinya yang berada di pertemuan Sungai Mahakam dan Sungai Kedang Rantau pun menambah daya tariknya, apalagi jika beruntung, pengunjung bisa melihat pesut Mahakam yang berenang di sekitar sungai.

Baca Juga  Pemkab Kukar Melaksanakan Audensi Berasama Kementan Dalam Rangka Pencapaian Target Swasembada Pangan

Sebagai catatan, Kerajaan Kutai Martadipura ini berbeda dari Kutai Kertanegara yang baru muncul pada abad ke-13 Masehi. Kerajaan Kutai Kertanegara didirikan oleh Aji Bathara Agung Dewa Sakti dan awalnya berpusat di Kutai Lama, Anggana.

Dengan nilai sejarah dan spiritual yang tinggi, serta keunikan alam di sekitarnya, kawasan wisata religi di Muara Kaman menjadi simbol penting peradaban Hindu awal dan potensi besar dalam pengembangan wisata budaya Kukar.(Adv)

Bagikan: