Pembangunan Jembatan Baru di Tenggarong Dukung Mobilitas dan Pelestarian Sejarah Kota

KUKAR – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) telah memulai proyek pembangunan jembatan baru yang terletak tidak jauh dari Jembatan Besi yang legendaris. Pembangunan jembatan ini merupakan bagian dari rencana besar pengembangan infrastruktur kota yang juga berupaya menjaga dan melestarikan warisan sejarah lokal.

Proyek ini dipercayakan kepada kontraktor asal Aceh dan diperkirakan akan selesai dalam waktu 10 bulan, dengan target penyelesaian pada akhir tahun 2025. Jembatan baru ini akan menghubungkan Jalan Danau Semayang dengan Jalan Monumen Barat, terletak sekitar 100 meter dari Jembatan Besi yang sudah menjadi simbol ikonik kota Tenggarong.

Selain meningkatkan kapasitas lalu lintas, jembatan ini juga berfungsi untuk menyatukan berbagai kawasan di pusat kota, khususnya di sepanjang Jalan Kertanegara, Bundaran Masjid Agung Sultan Sulaiman, hingga Jalan Kartini. Hal ini diharapkan dapat menciptakan sistem lalu lintas yang lebih tertata, aman, dan nyaman bagi masyarakat.

Baca Juga  Gedung Kekraf Kukar Disiapkan Jadi Pusat Inovasi Digital bagi Pengembang Game dan Aplikasi Lokal

Dengan panjang sekitar 30 meter, jembatan ini dirancang dengan menggunakan struktur girder berbahan baja yang menjadi penopang utama. Teknologi ini dipilih agar jembatan memiliki daya tahan yang optimal, dengan proyeksi usia pakai mencapai satu abad.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kukar, Wiyono, memastikan bahwa kualitas konstruksi menjadi perhatian utama dalam proyek ini. Proses pembangunan akan ditutup dengan ketat untuk memastikan bahwa jembatan memenuhi standar teknis yang ditentukan dan dapat dipertanggungjawabkan. Ia juga menekankan pentingnya penyelesaian tepat waktu tanpa mengorbankan kualitas.

Baca Juga  Dispar Kukar Gelar Workshop Animasi, 25 Pemuda Antusias Ikuti Pelatihan Kreatif

Sebelumnya, sempat muncul usulan untuk merenovasi Jembatan Besi yang dibangun pada masa penjajahan Belanda. Namun setelah melalui kajian yang mendalam, serta masukan dari berbagai pihak, termasuk tokoh budaya dan masyarakat, keputusan tersebut diubah. Pemerintah daerah memutuskan untuk membangun jembatan baru, sementara Jembatan Besi tetap dilestarikan sebagai warisan sejarah yang berharga.

Bupati Kukar, Edi Damansyah, menyatakan bahwa langkah ini adalah bentuk penghormatan terhadap sejarah kota. Menurutnya, pembangunan infrastruktur harus berjalan seiring dengan pelestarian identitas dan nilai budaya daerah.

Baca Juga  Ajang Teruna Dara Kukar 2025 Resmi Bergulir: Siapkan Generasi Muda sebagai Duta Wisata Masa Depan

“Kami ingin pembangunan ini tidak hanya tampak dari sisi fisik, tetapi juga mencerminkan perjalanan sejarah serta jati diri kota kita,” ujar Edi. Senin (21/4/25).

Jembatan Besi, yang dibangun pada masa penjajahan Belanda dan renovasi pada era Sultan Aji Muhammad Parikesit, kini akan dialihfungsikan menjadi jalur pejalan kaki dan kawasan wisata sejarah. Dengan demikian, Tenggarong diharapkan mampu memadukan unsur modernitas dan kekayaan budaya dengan harmoni.

Melalui pembangunan jembatan baru ini, Pemkab Kukar berharap dapat meningkatkan mobilitas masyarakat tanpa harus mengabaikan nilai-nilai sejarah yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Tenggarong. (Adv)

Bagikan: