KUKAR – Industri kelapa sawit di Kutai Kartanegara (Kukar) terus menunjukkan perannya sebagai penggerak utama perekonomian sekaligus pilar ketahanan hidup petani lokal.
Data Dinas Perkebunan Kukar mengungkapkan, komoditas ini berkembang pesat melalui kolaborasi antara perkebunan rakyat dan investasi perusahaan swasta skala besar.
Sekretaris Dinas Perkebunan Kukar, Muhammad Taufik Rahmani, menjelaskan bahwa model kemitraan ini menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan.
“Petani mendapat pendampingan, sementara perusahaan memperkuat rantai pasok. Ini adalah simbiosis mutualisme,” paparnya, Selasa (2/6/2025).
Minat masyarakat terhadap budidaya sawit memang terus bertumbuh. Di kecamatan seperti Kembang Janggut dan Muara Badak, puluhan ribu hektar lahan kini hijau oleh tanaman sawit milik petani mandiri.
“Siklus panen 3-4 tahun dan perawatan yang relatif mudah menjadi daya tarik utama,” tambah Taufik.
Sektor korporasi turut berperan besar dengan pengelolaan 226.000 hektar perkebunan yang menyediakan lapangan kerja dan mendorong pembangunan infrastruktur pendukung. Namun, Pemkab Kukar tidak hanya berfokus pada perluasan lahan.
Program holistik digulirkan untuk meningkatkan kapasitas petani, mulai dari penyediaan bibit unggul, pelatihan teknis, hingga pendampingan manajemen usaha. “Target kami petani tidak hanya sebagai penghasil TBS, tapi mampu mengelola usaha dari hulu ke hilir,” tegas Taufik.
Aspek lingkungan menjadi prioritas paralel. Pemerintah gencar mempromosikan praktik berkelanjutan melalui pemetaan kawasan lindung dan edukasi petani tentang budidaya ramah lingkungan.
“Keseimbangan ekologi adalah harga mati agar manfaat ekonomi bisa dinikmati lintas generasi,” tutup Taufik. (Adv)