KUKAR – Kutai Kartanegara terus bergerak menuju wajah baru: daerah yang tak hanya kaya warisan budaya, tetapi juga ramah terhadap inovasi dan pertumbuhan sektor kreatif. Salah satu titik perubahan itu hadir di kawasan strategis jantung kota—Simpang Odah Etam (SOE).
Terletak di Jalan Kartanegara, tepat berdampingan dengan Museum Mulawarman, SOE kini menjelma menjadi ruang terbuka yang hidup dan penuh energi. Setiap Sabtu malam, tempat ini berubah menjadi arena seni dan budaya. Alunan musik lokal, pertunjukan seni, aroma kuliner khas daerah, hingga kerajinan tangan kreasi anak muda menjadi bagian dari denyut barunya.
“SOE ini adalah ruang di mana masa lalu dan masa depan Kukar bertemu. Di sinilah budaya lokal diberi napas baru lewat kreativitas generasi muda,” kata Arianto, Plt Kepala Dinas Pariwisata Kukar, saat memantau kegiatan akhir pekan di lokasi.
Inisiatif ini tak sekadar menghadirkan hiburan mingguan, tetapi menjadi bagian dari strategi besar pengembangan ekonomi kreatif berbasis komunitas. Dari musisi jalanan hingga pelaku UMKM, semuanya mendapat panggung untuk menunjukkan potensi mereka.
Melanjutkan semangat ini, Dispar Kukar juga menyiapkan revitalisasi kawasan Taman Titik Nol yang berada di seberang museum. Nantinya, lokasi tersebut akan dilengkapi dengan teras seni terbuka, memberi ruang lebih besar bagi ekspresi budaya, pertunjukan tari, musik, hingga teater lokal.
“Fokus kami bukan hanya menyediakan tempat berjualan, tapi menciptakan ruang bagi masyarakat untuk menyaksikan dan merayakan kreativitas bersama,” lanjut Arianto.
Tak berhenti di situ, kawasan Pujasera di sekitar Menara Tuah Himba pun tengah ditata ulang menjadi zona kuliner yang nyaman, tertata, dan menarik, dengan desain yang mendukung pengalaman wisata yang lebih menyenangkan.
Namun, Arianto menekankan bahwa keberhasilan transformasi ruang-ruang publik ini bergantung pada sinergi antara pemerintah, pelaku ekonomi kreatif, dan masyarakat. Jika model seperti SOE terbukti efektif, ia optimis konsep serupa dapat diterapkan di berbagai kecamatan lain di Kukar.
Kini, SOE bukan sekadar persimpangan jalan. Ia telah berubah menjadi simbol kebangkitan budaya dan kreativitas lokal—sebuah bukti bahwa ruang publik bisa menjadi tempat lahirnya inovasi, identitas baru, dan harapan yang nyata bagi generasi masa depan Kukar.(Adv).