Festival Nutuk Beham: Merawat Tradisi, Menyemai Harapan di Tanah Kutai

Flayer Festival Nutuk Beham, Kota Bangun Darat, Kukar. Sumber: Istimewa

KUKAR — Di tengah lanskap subur Desa Kedang Ipil, Kecamatan Kota Bangun Darat, gema budaya kembali terdengar lewat perayaan akbar yang sarat makna: Festival Nutuk Beham. Bukan sekadar seremoni, melainkan warisan leluhur yang terus hidup dalam denyut nadi masyarakat adat Kutai.

Nutuk Beham, yang berarti menumbuk padi hingga menjadi beras, adalah ritual yang dilakukan usai panen sebagai bentuk syukur kepada alam dan permohonan untuk hasil yang lebih baik di masa depan. Menggunakan padi gunung dan ketan, warga bergotong royong menumbuk, menampi, lalu mengolahnya menjadi makanan khas bernama bongkal beham.

Tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan warga Kedang Ipil selama puluhan tahun. Sejak 2017, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara pun menetapkannya sebagai festival budaya tahunan, menjadikannya ajang pelestarian sekaligus promosi kekayaan budaya asli daerah.

Baca Juga  Distransnaker Kukar Ajak Pekerja Lokal Lebih Aktif Bela Hak di Tempat Kerja

Tahun ini, Festival Nutuk Beham akan digelar selama tiga hari penuh, pada 9–11 Mei 2025, dengan rangkaian acara adat, pentas seni, serta pawai budaya yang menampilkan identitas kuat masyarakat Kutai Lawas. Semua kegiatan dilaksanakan bersama-sama, mencerminkan semangat gotong royong dan kekeluargaan yang masih lekat dalam kehidupan desa.

“Semua proses, dari menyangrai padi hingga makan bersama secara adat atau beseprah, dikerjakan bersama. Inilah wajah kebudayaan kita yang sebenarnya: hidup, menyatukan, dan penuh makna,” ujar Kuspawansyah, Kepala Desa Kedang Ipil, Sabtu (19/4/2025).

Plt Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Arianto, menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan ini. Baginya, Festival Nutuk Beham adalah contoh nyata bagaimana budaya tradisional bisa menjadi fondasi pembangunan pariwisata berbasis masyarakat.

Baca Juga  Pemerintah Kecamatan Kota Bangun Ajak Maksimalkan Potensi Rekreasi untuk Mendorong Ekonomi Lokal

“Kami mengundang seluruh warga Kalimantan Timur, terutama kaum muda, untuk datang dan merasakan sendiri atmosfer budaya yang luar biasa ini. Tradisi ini bukan hanya tentang sejarah, tapi juga tentang masa depan desa-desa kita,” katanya.

Festival ini pun membuka ruang bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan banyaknya pengunjung, pelaku UMKM, perajin, dan pedagang kuliner khas desa berkesempatan memperkenalkan produk mereka. Dinas Pariwisata Kukar pun berkomitmen mendukung penguatan desa wisata melalui promosi dan pengembangan kelembagaan seperti BUMDes dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis).

“Nutuk Beham bisa menjadi ikon wisata budaya unggulan Kutai Kartanegara. Kita hanya perlu mengelola potensi ini dengan cara yang tepat dan melibatkan masyarakat sebagai pelaku utamanya,” tambah Arianto.

Baca Juga  Kukar Perjuangkan Nasib 15 Desa yang Masuk Kawasan IKN

Warga Desa Kedang Ipil pun menyambut semangat ini dengan optimisme. Mereka yakin bahwa dengan terus merawat tradisi dan membuka diri terhadap kunjungan wisatawan, desa mereka akan tumbuh menjadi destinasi yang dikenal luas tanpa kehilangan jati diri.

“Budaya adalah kekuatan kami. Lewat festival ini, kami ingin desa kami dikenal bukan hanya karena alamnya, tapi juga karena budayanya yang hidup,” ucap Kuspawansyah penuh harap.

Festival Nutuk Beham bukan sekadar peristiwa tahunan. Ia adalah simbol ketahanan budaya, harapan ekonomi, dan kebanggaan lokal yang terus tumbuh di tanah Kutai yang kaya akan cerita.(Adv)

Bagikan: