KUKAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) akan segera memulai proses pembongkaran Jembatan Besi yang telah menjadi ikon Tenggarong sejak era 1930-an. Jembatan yang menghubungkan Kelurahan Melayu dan Panji ini, meskipun memiliki nilai sejarah yang tinggi, harus dibongkar sebagai bagian dari upaya penataan dan pengembangan infrastruktur kota.
Pembongkaran akan dimulai pada 15 April dan dikerjakan oleh PT Putra Nanggroe Aceh. Proyek pembangunan jembatan baru ini diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 58 miliar dan akan dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, mengakui bahwa keputusan ini menimbulkan berbagai reaksi di masyarakat, terutama dari mereka yang memiliki kedekatan emosional dengan jembatan yang sarat akan sejarah tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa keputusan ini lebih didasarkan pada pertimbangan teknis dan fungsional yang mendesak.
“Jembatan ini sudah cukup tua dan strukturnya tidak lagi memenuhi kebutuhan jalan yang lebih lebar untuk perkembangan kota ke depan. Namun, saya ingin menegaskan bahwa tidak ada niatan untuk menghilangkan nilai sejarahnya,” jelas Edi Damansyah.
Bupati menambahkan meskipun jembatan besi ini belum termasuk dalam kawasan cagar budaya, sambil tetap mempertimbangkan aspek historis dalam perencanaan pembangunan. Misalnya, sekitar kawasan Masjid Agung, Monumen Pancasila, Gedung Wanita, dan Kedaton yang telah dilindungi dan ditetapkan sebagai kawasan budaya.
“Pemerintah mempunyai kewenangan untuk menetapkan suatu kawasan sebagai cagar budaya. Saat ini, jembatan ini belum terdaftar dalam kategori tersebut, tetapi kami berharap masyarakat memahami bahwa terobosan ini untuk kebaikan jangka panjang,” tegasnya.
Proyek pembangunan jembatan baru ini bukan hanya untuk meningkatkan estetika, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan mobilitas yang semakin meningkat, terutama pada jam-jam sibuk. Pemkab Kukar berjanji untuk tetap menjaga sejarah jembatan, dan kemungkinan besar, beberapa elemen dari jembatan tersebut akan dipertahankan sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan sejarah Tenggarong.