Desa Pela Kukar Jadi Primadona Wisata Lebaran, Diserbu Turis Domestik hingga Mancanegara

Wisata Desa Pela. Sumber: mediameratus.com

KUKAR – Keindahan dan keunikan Desa Pela di Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, kembali menarik minat wisatawan saat musim libur Lebaran 2025. Desa yang terletak di tepi Danau Semayang ini tak hanya memanjakan mata dengan pemandangan alam yang memesona, tapi juga menjadi rumah bagi satwa langka, pesut Mahakam.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pela, Alimin, mengungkapkan lonjakan kunjungan wisata selama libur Idulfitri, dengan jumlah pengunjung yang terus meningkat setiap harinya. Selain wisatawan dari kota-kota sekitar seperti Samarinda, Tenggarong, dan Balikpapan, Desa Pela juga mulai dilirik pelancong mancanegara, salah satunya dari Jerman.

“Hari pertama Lebaran pengunjung berkisar 200 sampai 300 orang. Saat ini bisa mencapai 500 lebih per hari,” ujar Alimin, Kamis (24/4/2025).

Baca Juga  DLHK Kukar Rencanakan Lokasi Baru untuk Atasi Keterbatasan Kapasitas TPA Bekotok

Aktivitas favorit para wisatawan di Pela adalah menyusuri danau menggunakan kapal fery atau longboat, menikmati ketenangan air dan panorama hutan rawa. Jika beruntung, mereka bisa menyaksikan kemunculan pesut Mahakam, menambah nilai eksotis pengalaman mereka.

Biaya susur danau ini bervariasi, mulai dari Rp200 ribu untuk pengunjung dengan motor hingga Rp400 ribu per kapal pulang-pergi, tergantung titik keberangkatan dan moda transportasi yang digunakan. Salah satu titik favorit adalah panggung terapung di depan desa, yang menjadi lokasi ideal untuk menikmati matahari terbenam.

“Panggung terapung itu jadi spot favorit. Banyak yang datang hanya untuk melihat sunset dari sana,” tambah Alimin.

Baca Juga  Dua Kecamatan Siap Ramaikan Akhir Mei dengan Festival Kreatif, Dispar Kukar Beri Dukungan Penuh

Selain aktivitas wisata alam, Desa Pela juga menawarkan pengalaman menginap di homestay milik warga. Dengan tarif Rp200 ribu per malam, wisatawan sudah mendapat fasilitas lengkap termasuk tiga kali makan dengan menu khas seperti ikan saluang, sambal rimbang, dan sayur asam.

“Banyak tamu dari Balikpapan, Samarinda, bahkan dari luar Kalimantan yang tertarik tinggal di rumah kayu tradisional di tepi danau,” jelas Alimin.

Desa Pela juga memiliki daya tarik budaya lewat Museum Nelayan yang menampilkan alat tangkap tradisional dan sejarah kehidupan masyarakat pesisir Danau Semayang. Untuk menjelajahi desa, pengunjung bisa menyewa sepeda dan berkeliling ke jembatan ulin yang ikonik.

Baca Juga  DLHK Kukar Siapkan Peringatan Hari Lingkungan Hidup dengan Konsep Segar

Meski berkembang pesat, Alimin mengakui bahwa Desa Pela masih menghadapi kendala, terutama dalam hal infrastruktur dan dukungan promosi. Ia berharap kolaborasi yang lebih kuat dari pemerintah, khususnya Dinas Pariwisata Kukar, agar pengelolaan wisata desa bisa ditingkatkan.

“Kami sudah ajukan proposal untuk fasilitas tambahan seperti jalur sepeda, penerangan dermaga, dan alat keselamatan kapal. Harapannya, pengembangan ini bisa terus berjalan,” ujarnya.

Dengan kekayaan alam, budaya lokal, dan dukungan aktif masyarakat, Desa Pela terus memperkuat posisinya sebagai destinasi wisata unggulan di Kukar. Antusiasme pengunjung, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, menjadi bukti bahwa desa ini memiliki potensi besar untuk berkembang sebagai magnet wisata berbasis komunitas. (Adv)

Bagikan: